Who's View Me

Saturday, December 31, 2011

Welcome 2012


"Cheers to a New Year and another chance for us to get it right"

Hari ini, tepat 31 Desember 2011. Mengikuti ibadah akhir tahun pada sore hari menjadi suatu hal yang wajib dilakukan bersama-sama dalam keluargaku. Kami pergi bersama-sama ke sebuah Gereja bersuku batak bernama HKBP. Dalam hati aku bergumam, pasti akan bertemu lagi dengan lagu wajib yang dinyanyikan di akhir tahun: Naung salpu taon na buruk I – artinya telah lewat tahun yang buruk itu, begitu kira-kira-. Akan tetapi setelah aku mengikuti ibadah hari ini aku tidak menjumpai lagu itu. Puji Tuhan, mungkin orang-orang telah disadarkan bahwa tahun yang telah kita lewati ini tidak selalu harus menjadi tahun yang buruk. Bahkan seharusnya tiap tahun, tiap bulan, tiap hari, jam, menit dan detik kita maksimalkan untuk pencapaian yang maksimal yang kita bisa lakukan.

Pulang ibadah, seperti layaknya tahun yang sudah-sudah, kemacetan pun telah membanjiri Jakarta. Padahal pergantian tahun masih sekitar 5 jam lagi. Beruntung aku naik motor, jadi tidak perlu menghabiskan waktu yang lama di jalan. Euforia sangat berlebihan kurasakan tiap pergantian tahun. Kupikir terlalu berlebihan rasanya jika melakukan pergantian tahun dengan riuhnya petasan dan terompet di jalan-jalan, berbakar-bakaran (bakar ayam, bakar daging, bakar mobil sampai bakar rumah, hehe), atau rela bermacet-macet dijalan demi mengitari Jakarta atau Bandung sampai tiba waktu pergantian tahun nanti. Pergantian tahun menurutku sama saja dengan pergantian hari, dimana seharusnya seperti motto yang sudah sering kita dengar: hari ini harus lebih baik dari hari kemarin. Maksudku pergantian tahun kan tak lepas dari pergantian hari. Jadi, sama seperti pergantian hari yang tidak kita rayakan demikian seharusnya pergantian tahun.  Ya, seperti itulah kira-kira.

Alangkah lebih baiknya, euforia-euforia di atas digantikan dengan berdiam diri menyusun strategi perang menghadapi hari-hari yang keras. Ada satu tradisi dalam keluarga Batak dimana setiap jam 12.00 malam saat pergantian tahun, semua berkumpul, beribadah, dan kemudian meminta maaf satu persatu. Beberapa jam lagi, aku pun akan mengalaminya. Rasa malas menghantuiku. Malas dikarenakan harus mengucapkan permintaan maaf kepada anggota keluarga yang lain. Malas dikarenakan apa yang akan kuucapkan adalah kata-kata general yang tidak bermakna, hanya "maafin semua salah nina yang disengaja maupun ga disengaja buat mami, papi, kakak". Karena sebenarnya jika kuingat dosa-dosa ku kepada kedua orang tuaku, tak cukup hanya kata maaf itu dan air mata. Semua ada di hati. Apakah penting untuk diucapkan? Aku tidak tahu.. dan karena aku tidak biasa mengucapkannya aku menjadi malas mengikuti tradisi ini, hehee. Tapi dibandingkan dengan menghabiskan waktu di jalan, aku lebih memilih tetap mengikuti tradisi ini. Momen seperti ini pasti akan kurindukan kelak.

Baiklah, mari kita tinggalkan euforia pergantian tahun. 2011. Apa ya yang sudah kualami di tahun ini.
2011, Tahun pertama masa kerjaku di Jakarta dan berjuang melawan kemacetan, kebisingan, keramaian, dan ke-aku-an Jakarta. Tak jarang terlambat sampai ke kantor karena berjuang dari sikutan para pengguna trans Jakarta. Tak perlu sampai setahun, langsung kurasakan…. Aku rindu Bandung. Aku rindu tinggal di kota itu. Walaupun lahir di kota ini, namun mungkin Bandung lebih cocok untukku :)
Terimakasih buat pekerjaan baru yang benar-benar menguras otak. Buat atasan baru yang membuat ku harus mandiri mengerjakan tugasku. Aku bersyukur untuk semua itu. Semua baik!

Tahun 2011, masih disertai keegoisan dan ketidakdewasaanku. Ada hubungan yang tidak berjalan dengan lancar. Yang paling kurasakan adalah hubungan dengan salah satu sahabat yang retak dan tak tahu bagaimana cara memperbaikinya. Semakin kupikirkan, semakin tak tahu apa yang harus kulakukan untuk memperbaikinya. Entahlah…. Aku rindu bercerita seperti dahulu, bukan hanya tegur sapa yang dibuat-buat. dan yang lebih parah adalah aku tak bisa mengingat penyebab kejanggalan hubungan kami. Ya ampun... :(

Tahun 2011, tahun pertama aku terjun ke dunia seni tari. Dunia yang menjadi ajang pelepasan penat pekerjaan. Diselingi dengan latihan yang sampai larut malam dan pentas, menari cukup menghibur. Hubungan percintaan jarak jauh tak jarang menambah beban pikiran. Menari dapat membuatku melupakannya. Terimakasih menari.. :)

Terimakasih 2011, terimakasih untuk usia ke-26 yang boleh kuinjak di tahun ini. Semoga semakin mendewasakan diriku. Terimakasih 2011, terimakasih masih diberi kepercayaan menjaga hubungan berpacaran jarak jauh. Semoga ujian waktu dapat kulewati dengan lebih sabar dan dewasa.

Selamat datang 2012.
"Another fresh new year is here...
Another year to live!
To banish worry, doubt, and fear,
To love and laugh and give!"


No comments:

Post a Comment